Kapolda Sulsel Pastikan Buru Pemodal Utama Pabrik Uang Palsu di salah satu Kampus Perguruan Tinggi Makassar

    Kapolda Sulsel Pastikan Buru Pemodal Utama Pabrik Uang Palsu di salah satu Kampus Perguruan Tinggi Makassar
    Kapolda Sulsel Pastikan Buru Pemodal Utama Pabrik Uang Palsu di salah satu Kampus Perguruan Tinggi Makassar

    MAKASSAR - Kapolda Sulawesi Selatan, Irjen Pol. Yudhiawan Wibisono, S.H., S.I.K., M.H., M.Si., memastikan pihak kepolisian masih memburu tiga daftar pencarian orang (DPO) yang diduga berperan sebagai pemodal dalam kasus pabrik uang palsu yang beroperasi di gedung perpustakaan salah satu Kampus Perguruan Tinggi Makassar.

    Dalam keterangannya pada Jumat (20/12/2024), Irjen Pol. Yudhiawan mengungkapkan bahwa satu dari tiga DPO sudah diketahui identitasnya, yaitu seorang politisi berinisial ASS. ASS diketahui sempat mencalonkan diri sebagai wali kota Makassar pada tahun 2013 dan memiliki niat untuk maju dalam Pemilihan Gubernur (Pilgub) Sulawesi Selatan 2024.  

    *"Untuk tiga DPO ini masih terus kami kejar. Keberadaan mereka sudah kami ketahui. Yang jelas, mereka akan kami tangkap secepatnya, "* tegas Irjen Pol. Yudhiawan.

    Kasus pabrik uang palsu ini mencuat setelah penggerebekan dilakukan di gedung perpustakaan salah satu Kampus Perguruan Tinggi Makassar. Dari hasil pengembangan penyidikan, Polres Gowa menetapkan 17 orang sebagai tersangka.

    Dengan pengungkapan kasus ini, Kapolda Sulsel menegaskan akan terus mengejar para dalang utama di balik sindikat ini hingga tuntas demi mencegah peredaran uang palsu yang meresahkan masyarakat.(*)

    makassar sulsel
    Jamaluddin, M.M.

    Jamaluddin, M.M.

    Artikel Sebelumnya

    Jumat Curhat Polda Sulsel, Warga Patunuang...

    Artikel Berikutnya

    Gelar Apel Siaga Bencana, Kapolres Maros...

    Berita terkait

    Rekomendasi

    Nagari TV, TVnya Nagari!
    Mengenal Lebih Dekat Koperasi
    Jurika Fratiwi Ajak Presiden Percepat capaian Kesetaraan Gender Wujud Komitmen Bersama PBB
    Hendri Kampai: Kenaikan PPN Jadi 12%, Bukti Kemacetan Berpikir dalam Kebijakan Fiskal Indonesia
    Hendri Kampai: Selamat Hari Ibu, Harga Barang Naik Sudah Menunggu di Tahun Baru

    Ikuti Kami